Seiring
dengan perkembangan yang begitu cepat tersebut, munculah sebuah inovasi untuk
melakukan komunikasi dengan media
internet tersebut, dan akhirnya munculah yang dinamakan jejaring sosial. Dalam
perkembangannya kita dapat merasakan dampak yang dihasilkan dari jejaring sosial tersebut. Dalam
pembahasan ini kita akan mencoba mengkorelasikan dampak jejaring sosial dan
akan kita sedikit korelasikan dengan kebudayaan yang ada di Indonesia ini. Akan
kita lihat apa saja dampak positif dan negative yang dihasilkan dari dua hal
tersebut.
Sebagai
permulaan kita akan membahas mengenai seluk - beluk jejaring sosial. Pada
dasarnya Situs jejaring sosial (bahasa
Inggris: Social network sites) merupakan sebuah website berbasis pelayanan
yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat list pengguna yang
tersedia, serta mengundang atau menerima teman untuk bergabung dalam situs tersebut. Tampilan
dasar situs jejaring sosial ini menampilkan halaman profil pengguna, yang di
dalamnya terdiri dari identitas diri dan foto pengguna. Kemunculan situs
jejaring sosial ini diawali dari adanya inisiatif untuk menghubungkan
orang-orang dari seluruh belahan dunia.
Situs jejaring
sosial pertama, yaitu Sixdegrees.com mulai muncul pada tahun 1997. Situs
ini memiliki aplikasi untuk membuat profil, menambah teman, dan mengirim pesan.
Tahun 1999 dan 2000, muncul situs sosial lunarstorm, live journal,
Cyword yang berfungsi memperluas informasi secara searah. Tahun 2001,
muncul Ryze.com yang berperan untuk memperbesar jejaring bisnis. Tahun
2002, muncul friendster sebagai situs anak muda pertama yang semula
disediakan untuk tempat pencarian jodoh. Dalam keanjutannya, friendster
ini lebih diminati anak muda untuk saling berkenalan dengan pengguna lain. Tahun
2003, muncul situs sosial interaktif lain menyusul kemunculan friendster,
Flick R, You Tube, Myspace. Hingga akhir tahun 2005, friendster
dan Myspace merupakan situs jejaring sosial yang paling diminati.
Memasuki tahun 2006, penggunaan friendster dan Myspace mulai
tergeser dengan adanya facebook. Facebook dengan tampilan yang lebih modern
memungkinkan orang untuk berkenalan dan mengakses informasi seluas - luasnya. Tahun
2009, kemunculan Twitter ternyata menambah jumlah situs sosial bagi anak
muda. Twitter menggunakan sistem mengikuti – tidak mengikuti (follow-unfollow),
dimana kita dapat melihat status terbaru dari orang yang kita ikuti (follow).
Tahun 2012, muncul kembali dan menambah kembali situs jejaring sosial untuk
semua usia yang bernama Ketiker. Ketiker adalah situs web yang
menawarkan jejaring sosial berupa mikroblog sehingga memungkinkan penggunanya
untuk mengirim dan membaca pesan yang disebut post.
Dan pada saat ini muncul juga istilah Media sosial. Walaupun hampir sama namun
antara jejaring sosial dan media sosial adalah berbeda. Media sosial
adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah
berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring
sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog,
jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum
digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein
mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet
yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang
memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content.
Teknologi media
sosial mengambil berbagai bentuk termasuk majalah, forum internet, weblog, blog
sosial, microblogging, wiki, podcast, foto atau gambar, video, peringkat dan
bookmark sosial. Dengan menerapkan satu set teori-teori dalam bidang media
penelitian (kehadiran sosial, media kekayaan) dan proses sosial
(self-presentasi, self-disclosure) Kaplan dan Haenlein menciptakan skema
klasifikasi untuk berbagai jenis media sosial dalam artikel Horizons Bisnis
mereka diterbitkan dalam 2010. Menurut Kaplan dan Haenlein ada enam jenis media
sosial. Contoh media sosial adalah Kompas.com, Wikipedia, Republika.ac.id,
Gunadarma.ac.id, dll.